NB: semua isi dirujuk dari buku "FIND OUT RASULULLAH HABITS" oleh Arafat
PERBANYAKLAH BACA Shalawat Nabi SAW setiap hari, khususnya di hari Jumat
Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam bersabda:
"Perbanyaklah shalawat kepadaku pada setiap Jum'at. Karena shalawat umatku akan diperlihatkan padaku pada setiap Jum'at. Barangsiapa yang banyak bershalawat kepadaku, dialah yang paling dekat denganku pada hari kiamat nanti."
(HR. Baihaqi)
Pukul 10.00 - 11.00
Saat banyak yang harus dikerjakan, Nabi masih berada di rumah pada pukul 10.00 pagi. Selain memberi pelajaran kepada isteri Beliau di rumah, lalu menerima tamu, Rasulullah juga mengerjakan pekerjaan-pekerjaan rumah pada jam-jam seperti ini.
Siapakah gerangan pemimpin negara dan guru bagi umat yang tetap rendah hati membantu sang isteri menyelesaikan tugas-tugas rumah tangga yang membutuhkan tenaga laki-laki, selain Rasulullah?
Simaklah apa yang dituturkan Ibunda Aisyah ini, "Rasulullah di rumahnya menjahit sendiri pakaiannya, memperbaiki sendiri alas kakinya yang rusak, dan melakukan pekerjaan rumah lainnya yang biasa dilakukan oleh kaum lelaki." (Hadist Riwayat Ahmad)
Selain menjahit pakaian dan sepatu, Beliau di rumah biasa memerah susu kambing, mencuci baju, bahkan pergi ke pasar seorang diri.
Kemudian kurang lebih pukul 10.30 Nabi akan menuju masjid karena salah satu majlis yang penuh keberkahan digelar setiap hari pada jam-jam tersebut. Itulah dia yang disebut ulama sebagai Majlis Dhuha.
Tidak tertutup kemungkinan sejak jam 10.00 Rasulullah sudah tiba di masjid dan memulai Majlis Dhuha jika memang tidak ada pekerjaan panjang di rumah Beliau.
Pada awal kedatangan Nabi di masjid setiap jam- jam seperti ini, Nabi selalu melaksanakan shalat Tahiyatul Masjid di sebuah tiang masjid yang disebut Sariyatul Muhajirin. Tiang ini berada di tengah-tengah Raudhah. (Hadist Riwayat Bukhori, Muslim)
Majlis Dhuha begitu terkenal di kalangan kaum muslimin. Para sahabat berkumpul mengelilingi Rasulullah. Terkadang mereka duduk menjadi dua barisan yaitu sebelah kanan dan sebelah kiri dan mengosongkan bagian tengah. Tujuannya agar jika ada orang yang datang secara khusus ingin bertemu Rasulullah, maka ia bisa mendekat kepada Beliau melalui jalur tengah. (Hadist Riwayat Abu Dawud)
Setiap hari orang-orang mengirim makanan untuk disantap Rasulullah dan para sahabat yang hadir di Majlis Dhuha, karena memang waktunya bertepatan dengan jam makan siang (ghodaa) bagi kebiasaan orang arab saat itu. Gambaran makan bersama Nabi dengan sahabat dapat kita temukan dalam cerita Sahabat Samurah bin Jundub ini,
"Ketika kami sedang bersama Nabi, seseorang memberi hadiah senampan (besar) bubur, lalu Beliau memakan bubur itu bersama semua yang hadir. Orang- orang makan secara bergantian, kelompok demi kelompok, sampai menjelang Zuhur." (Hadist Riwayat Tirmidzi, An-Nasai)
Nampan yang biasa digunakan pada makan bersama itu adalah nampan milik Rasulullah yang disebut Al-Gharra, dimana untuk mengangkat nampan ini dibutuhkan empat orang tenaga lelaki.
Pada Majlis Dhuha, Rasulullah memberi nasihat, menerangkan hukum, menjelaskan ayat yang baru diturunkan, bertanya jawab kepada sahabat, bahkan jika dalam suasana perang, pada waktu-waktu inilah Nabi membahas strategi perang bersama para sahabat. Alangkah beruntung mereka yang menjadi saksi majlis penuh keberkahan tersebut.
Hadist ketika malaikat Jibril datang kepada Nabi menyerupai seorang lelaki berpakaian putih bersih, dan bertanya tentang Islam, Iman, Ihsan, dan tanda-tanda datangnya hari kiamat (Hadist Riwayat Muslim) juga terjadi pada jam-jam seperti ini, di tengah Majlis Dhuha Beliau. Ulama ahli hadist menyebut hadist ini sebagai hadist Jibril.
Berikut contoh bacaan Shalawat yang bisa dilantunkan :