INFORMASI

The Power of Suprarasional HARI-18: UBAH RELASI

The Power of Suprarasional HARI-18: UBAH RELASI

Oleh KPM Surabaya | 15 Apr 2022

Bismillahirrahmanirrahim


Sesungguhnya tidak ada orang maupun kaum, yang mengalami perubahan nasib tanpa mereka mengubah dulu SIAPA SAJA RELASINYA DAN BAGAIMANA KUALITAS HUBUNGANNYA.

Ada seorang tokoh nasional yang pernah ditanya tentang rahasia suksesnya. Dia mengatakan ada 5, yaitu: (1) Shahib: (2) Friend: (3) Freund: (4) Kamerad: dan (5) Teman. Tentunya dia hanya bergurau. Intinya, keberadaan teman itu luar biasa penting dalam jalan hidup seseorang. Dan siapa yang akan kita jadikan teman, itu tergantung pilihan kita sendiri.

Rasulullah saw. pernah bersabda "Perumpamaan teman yang shaleh dengan yang buruk itu seperti penjual parfum dan pandai besi. Berteman dengan penjual parfum akan membuatmu harum karena kamu bisa membeli minyak wangi darinya atau sekurang-kurangnya mencium bau wanginya. Sementara berteman dengan pandai besi akan membakar badan dan bajumu atau kamu hanya akan mendapatkan bau tidak sedap." (HR. Bukhari dan Muslim)

Jadi bagi yang hari ini merasa belum begitu sukses, salah satu yang wajib diubah adalah pilihan teman atau relasinya. Kalau yang relasinya sudah cukup bagus, maka perlu ditilik ulang, bagaimana kualitas hubungannya.

Orang memilih teman pasti berdasarkan motivasi tertentu. Ada yang karena orang-orang itulah yang biasa dijumpainya di lingkungannya, baik tetangga, sekolah atau tempat kerja. Dari yang selingkunganpun, pasti dipilih juga. Mungkin yang memiliki kesamaan atau kedekatan asal daerah, asal sekolah, hobby atau minat yang sama.

Ada juga yang sengaja mencari teman yang memiliki kekayaan, ilmu atau kedudukan tertentu. Orang-orang seperti ini suatu saat pasti bermanfaat. Bisa untuk mengajari bisnis, atau memudahkan mencari bantuan atau sumbangan. Bisa juga untuk mengajari sesuatu atau mencarikan solusi ketika berhadapan dengan tembok tebal birokrasi.

Motivasi-motivasi seperti itu manusiawi. Tetapi motivasi yang paling baik adalah mencari teman yang bisa mendekatkan kita kepada Allah. Teman yang mau menuntun kita berproses, sehingga semakin hari semakin paham syari'ah, semakin conform (sesuai) amal kita dengan syari'ah, semakin bisa bersyukur ketika mendapat nikmat, dan semakin bisa bersabar ketika mendapat musibah.

Masalahnya, kadang teman-teman yang seperti itu akan berpikir pula ketika kita mendekat. Jangan-jangan kita ini begitu kotor, sehingga baginya, tidak ada motivasi yang cukup sehingga dia perlu berteman dengan kita. Janganjangan, karena dosa-dosa kita, dia akan terseret. Bukankah pernah ada ustadz terkenal, yang karena bersahabat dengan orang yang doyan main perempuan, akhirnya terkesan bahwa sang ustadz juga demikian?

Tetapi justru di situlah. Mencari relasi yang shaleh, yang motivasinya bukan duniawi, akan membuat kita mau tak mau harus berubah. Kalau kita tidak juga berubah, maka orang-orang yang benar-benar shaleh itu tidak akan mau kita jadikan teman.

Dalam hidup kita ini sebenarnya tidak banyak manusia yang dapat kita jadikan teman. Facebook membatasi hanya 5000 orang saja. Kalau kita setiap hari berkenalan intensif dengan satu orang, maka selama setahun hanya sanggup berkenalan dengan 365 orang saja. Artinya, 5000 orang itu baru didapatkan setelah hampir 14 tahun. Ini artinya, yang lebih sulit adalah menjaga hubungan daripada membuat hubungan baru.

Kalau tidak dijaga, maka teman karib semasa sekolahpun, suatu saat akan memiliki kehidupan sendiri yang bisa jauh berbeda dengan kehidupan kita. Karena itu, sekali lagi kalau kita serius ingin berubah, maka jangan cuma mencari relasi baru setiap hari, tetapi lebih penting juga menjaga hubungan dengan semua relasi lama.

Relasi akan terjaga, kalau kita terus menjaga silah ukhuwah. Kita memberi salam, atau menanyakan kabar secara teratur, dan mendoakannya, tanpa menunggu hari raya, juga tanpa menunggu ketika ada keperluan. Dengan demikian kita selalu tahu perkembangan relasi itu. Janganjangan dia sakit, atau dalam kesulitan, maka kita ada di saat yang tepat.

Mestinya Ramadhan adalah bulan untuk mengubah relasi-relasi kita. Mudah-mudahan, pada hari ke-18 bulan Ramadhan, kita sudah meningkatkan kualitas relasi kita, agar Allah mengubah nasib kita.


by Prof. Dr.-Ing. H. Fahmi Amhar dalam buku "30 Jurus Mengubah Nasib"